Wednesday, January 14, 2015

Senyum Seorang Pengganggu.


Halo manusia-yang-paling-mengganggu-di-muka-bumi-ini, bolehkah aku mengucapkan hal ini sebelum aku terlelap dan tak pernah bangun lagi?

Seingatku kamu menyebalkan.
Semenyebalkan bintang-bintang yang enggan pergi dari langit sehingga mataku sulit untuk terpejam; hanya untuk memandangi keindahannya.

Seingatku kamu menyakitkan.
Menyakitkan bagi mataku yang memaksa untuk terus menatap layar ponsel yang begitu terang di malam yang begitu gelap; hanya untuk menunggu balasanmu.

Seingatku kamu menyusahkan.
Menyusahkanku untuk memahami setiap kode yang terlontar, kata demi kata; hanya agar kamu tak kecewa.

Kamu berhasil membuat aku susah tidur,
karena pada akhirnya kamu membuat aku merasa bahwa realita jadi lebih indah daripada mimpi

Aku bagaikan reminder berjalanmu, yang tak kurang-kurang mengingatkanmu ini dan itu,
Apakah bedanya aku dan smartphone yang biasanya kamu genggam itu?

Mungkin kamu lupa bahwa aku punya perasaan yang harusnya lebih bisa kamu jaga.

Bahkan saat kamu tinggal pergi,
Aku masih ada. Menunggu kamu yang entah kapan akan kembali, atau mungkin tidak akan pernah kembali lagi.

Aku bisa meninggalkanmu kapan saja. Aku bisa dengan mudahnya berpaling ke lain hati.
Tetapi ingat, ini bukan hanya sekedar bisa atau tidak bisa, tapi mau atau tidak mau.

Kamu harusnya sudah tau jawabanku apa.

Bodohnya lagi, aku sudah buta. Bukan buta fisik, melainkan buta logika.
Semua perbuatanmu yang menyakitkan hati harusnya sudah berhasil mengakhiri semua perasaan ini.
Tetapi sampai sekarang perasaan ini belum padam. Sedikitpun.

Aku sudah tidak bisa membedakan antara kebahagiaanku dan kebahagiaanmu,
Karena menurutku, sekarang, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga.

Tersenyumlah, maka aku akan selalu tenang.

'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothing

So maybe it's true that I can't live without you
And maybe two is better than one 

No comments: