Monday, January 28, 2013

Orang itu...


Melihat kamu sudah cukup menyenangkan.
Kamu, orang yang menggunakan jaket warna putih khas dengan corak hitam,
Setiap hari mengendarai motor warna biru dan putih.

Tak pernah lelah aku memandangi setiap gerak-gerikmu,
Saat kamu berjalan, menulis, bahkan duduk sekalipun
Aku tak pernah bosan. Kamu adalah sosok yang kuinginkan.

Tetapi mulai timbul pertanyaan:
Bagaimana jika cintaku ini nanti tidak berbalas?
Bagaimana jika kamu hanya menganggapku teman? Dan,

Bagaimana jika kamu mencintai orang lain? ...

Nyonya pesimis pun kembali lagi.
Ya, aku kembali berpikir buruk.

Aku (kembali) mengurungkan niatku, untuk bersamamu.
Kamu hanya harapan yang tak akan pernah jadi kenyataan.

Mungkin selama ini kamu berpikir bahwa aku hanya main-main..
Dan aku terlalu ‘alay’ dalam mengungkapkan perasaanku,
Tetapi, aku sungguh ingin bertanya:

Apa yang salah dari seseorang yang terlalu mencintai kamu?

Thursday, January 24, 2013

Kembalilah.

"Dia berubah sejak kamu mutusin dia!"
... 
Kalimat itu terus ada di pikiranku, memunculkan berbagai macam persepsi.
Aku sungguh tidak mengerti dari sudut manakah aku perlu berkaca;
dari sudut yang disakiti, atau menyakiti.

Jelas ia menyakiti aku.
Terlalu cuek. Terlalu fokus kepada teman-temannya.
Lalu aku dianggap apa ? Hanya sebagai penghilang sepi sajakah?

Dan jelas aku menyakiti dia.
Memutuskan tanpa memberitahu sebabnya.
Pergi secara tiba-tiba, dan juga memintanya kembali secara tiba-tiba.

Jujur aku (masih) butuh dia.

Aku benar-benar tidak rela melihat dia bersama orang lain.

Tetapi ujungnya aku kembali berkaca. Memang benar, aku yang membuat dia pergi.
Aku yang melukai. 
Ego ku kembali memberontak, dia juga menyakiti aku, dan aku harus membalas lebih.

Inikah yang disebut cinta; saling menyakiti? 

Terkadang, aku masih mengingat masa-masa dimana ia dan aku duduk di satu bangku yang sama, tertawa bersama, dan saling mengejek.
Dia masih mau mengajak aku pergi, masih rela berkorban waktu dan tenaga untukku.

Sekarang, hanya tatapan mata yang dapat menjelaskan. 
Menjelaskan keangkuhannya, kemarahannya, kesedihannya. Dan aku hanya tersenyum, tetap berharap ia kembali disini lagi.

Masih sering aku membayangkan gurauannya yang tertulis jelas di layar handphoneku,
sms-sms romantisnya yang membuat aku bersemangat dalam menjalani hari ..

Sekarang aku dan dia telah berjalan ke arah yang berbeda.
Dia mengejar mimpinya, begitu pula aku.

Memang tak selamanya bisa terus bersama, bisa terus berdua,
tapi aku harap alam berkonspirasi untuk mempertemukan dia dan aku kembali di masa depan.

Pergilah cinta, cari apa yang kau mau. Dan saat kau butuh tempat untuk bersandar, aku selalu ada disini untukmu.

Thursday, January 3, 2013

15

14 November 2012 kemaren, official deh saya berumur 16 Tahun -_- udah berasa tua

entah kenapa dulu saya pengen cepetan umur 17 supaya dapet SIM sama KTP
sekarang pas saya umur 16 malah pengen balik ke umur 15


banyak banget kenangan di umur 15 itu, nggak akan terlupakan

di umur 15 mulai dari saya kepilih jadi OSIS, sampe pada akhirnya saya jadi Ketua OSIS
dapet pacar paling bisa dibanggain dan disayang ya umur 15
pengalaman ikut LDKS kota Surabaya
pertama kali ikut lebaran sama keluarga Papa
imlek mengesankan
tour kenaikan kelas dengan X.1
pergi ke nikahan tante di Bandung
terlalu banyak kenangan untuk dilupakan :')

Proses dimana saya benar-benar belajar menjadi orang 'dewasa' dan menjadi seorang Pemimpin
adalah di tahun ke 15 kelahiran saya.
Mulai bisa memahami bahwa hidup ini berjalan tidak selalu seperti yang kita kehendaki

rasanya saya melewatkan masa kecil saya dengan sia-sia :|
banyak sekali hal-hal yang saya lewatkan

tidak adanya seorang Ibu (secara fisik) di samping saya selama 3 tahun tidaklah mudah,
saya harus menghadapi semuanya sendiri, 
memang bisa kontak, tapi pasti balasannya harus menunggu 1 hari/2 hari
saya benar2 rindu.

di umur 15 tahun saya menemukan apa visi & misi saya di masa depan
saya sudah mulai dapat membedakan orang mana yang menjebak, mana yang tidak

saya ingin mempunyai Papa yang selalu ada setiap waktu untuk saya.

Sebenarnya saya tidak pernah menginginkan keadaan seperti ini, saat saya berumur 15
saya sering iri melihat teman-teman saya menghabiskan masa kecil bersama orang tua mereka
sedangkan saya?

Saya juga ingin orang-orang tidak melihat agama saya dengan sebelah mata

Hal-hal diatas tercetuskan pada saat saya berumur 15 tahun.

Saya tahu saya punya banyak hal yang bisa di syukuri,
dan jika bisa, saya akan memperbaiki hal2 seperti yang saya keluhkan diatas

Tuhan, terimakasih atas 15 tahun terindah dalam hidup saya, semoga tahun ke 16 ini saya bisa lebih bahagia dan lebih bisa bijak dalam menentukan jalan hidup saya.Amin...