Sedetik setelah kamu tinggal pergi
Senyum ini bagai abu yang diterbangkan angin kencang
Hilang entah kemana, bak ditelan bumi
Semua perasaan ini masih sama, terus mengharapkan arah kembali
Terus mencari pemutar waktu untuk terjebak didalam kenangan kita berdua
Aku terus tenggelam dalam hal yang disebut masa lalu
Didalamnya aku temukan secercah cahaya
Sesekali aku mencuri nafas
Aku menemukan kenangan kita,
Ada sedikit kobaran api di dalamnya
Kemudian aku ikut terbakar, bersama dengan semua perasaan ini
Kupaksakan menjahit garis lengkung di bibirku
Aku belajar menerima kenyataan
Apa lagi yang harus aku paksakan?
Apa lagi yang harus aku usahakan, saat dia yang kau puja telah menjadi kesayangan.
Saat kita sudah terlalu lelah untuk memperjuangkan
Mungkin itu waktunya untuk merelakan.
No comments:
Post a Comment